MAKALAH SEMINAR FISIKA
DAERAH
KUTUB KEHILANGAN MATAHARI SELAMA 186 HARI DALAM SETAHUN
Disusun Oleh:
Yusra Ramadani
14.10.010.716.0
Dosen Pembimbing:
NELFI ERLINDA, M.PD
PENDIDIKAN FISIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalahnya
yang berjudul “Garam yang bisa Melekatkan Tali dan Es Batu” . Walaupun melalui
jalan yang panjang di sertai dengan berbagai macam kesulitan, namun syukur
alhamdulillah berkat adanya usaha dan bantuan dari berbagai pihak, maka
kesulitan tersebut dapat terselesaikan.
Dalam
penyusunan makalah ini, Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, namun kami harapkan mudah-mudahan makalah ini
menjadi bermanfaat bagai perkembangan teknologi khususnya dan ilmu pengetahuan
pada umumnya.
Lubuk
Alung, Oktober 2017
|
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ................................................................................ 1
B.
Identifikasi Masalah......................................................................... 3
C.
Pembatasan Masalah ....................................................................... 3
D.
Rumusan Masalah ........................................................................... 3
E.
Tujuan.............................................................................................. 3
F.
Manfaat............................................................................................ 4
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Kajian Teori....................................................................................... 5
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 11
B.
Saran................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia
hidup dalam era yang terus berkembang dengan seiring berjalannya waktu. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) merupakan salah satu fakta yang memperlihatkan kondisi berkembang dan
majunya suatu peradaban. Pengguna teknologi yang memiliki pengetahuan yang baik
akan
menggunakannya dengan baik pula, dan begitu juga sebaliknya. Dunia
pendidikan ikut andil dalam memberikan pengaruh perkembangan zaman. Pendidikan
yang sedang dijalani sangatlah berguna untuk kelangsungan hidup yang akan datang.
Pendidikan mengajarkan tenta
ng
gejala-gejala yang terlihat di lingkungan sekitar, dan alam semesta serta
menyelesaian masalah yang akan terjadi.
Sains
merupakan salah satu bidang ilmu yang ada dalam dunia pendidikan. Dimana salah satu cabang sains adalah ilmu
fisika yang mempelajari tentang proses gejala alam seperti; gelombang tsunami,
gunung merapi, gempa bumi, aktivitas makluk hidup, tatasurya, dan perubahan
cuaca. Proses gejala alam ini dipelajari dalam proses pendidikan. Fisika
menjelaskan dan memperhitungkan tentang gejala fisik yang terjadi di alam
semesta. Benda yang bergerak, bunyi yang berubah-ubah, warna-warni cahaya, dan
lain sebagainya. Fisika juga terpakai penerapannya dalam bidang kedokteran,
BMKG dan industri seperti penggunaan sinar X, USG, ramalan cuaca, terjadinya
siang dan malam dan lain-lain.
Pada
Sekolah Menengah Pertama (SMP) ilmu fisika terangkum pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) terpadu dan sudah dikenalkan tentang dasar-dasar fisika.
Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) pembelajaran ilmu fisika lebih mendalam dan
lebih terfokus terhadap teori-teori fisika yang sudah ditemukan oleh ahli-ahli
fisika terdahulu. Pembelajaran ilmu fisika pada jenjang pendidikan SMA
merupakan kelanjutan dari pengenalan ilmu fisika yang sudah dipelajari pada
waktu jenjang pendidikan SMP.
Mengingat
pentingnya peran ilmu fisika dalam pembelajaran, maka berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
mutu
dan minat dalam pendidikan
fisika.
Untuk menarik pembaca dan pendengar lebih menyukai pelajaran fisika sehingga upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah
berhenti. Usaha yang dilakukan dunia untuk meningkatkan mutu tersebut seperti melakukan
penelitian tentang alam, sampai daerah kutub utara, menyediakan sarana dan prasarana, melakukan
pelatihan dan seminar bagi guru-guru, pendekatan dan model pembelajaran yang
inovatif sampai penyediaan media pembelajaran.
Berdasarkan
observasi yang penulis lakukan di situs-situs dunia maya yang merupakan hasil
penelitian dari para ahli sains seingga menghasilkan jurnal yang membahas
tentang kutub utara, hal ini terlihat karena terjadinya siang dan n bagaimana
petaran matahari di kutub utara dan selatan, ada daerah yang siang dan malamya
berbeda-beda, dan memiliki 2 musim sampai 4 musim.
Berdasarkan uraian di atas
penulis tertarik melakukan seminar dengan judul : “DAERAH KUTUB
KEHILANGAN MATAHARI SELAMA 186 HARI DALAM SETAHUN”
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Siang dan malam di daerah kutub.
2.
Bentuk bumi.
3.
Terjadinya 2 sampai 4 musim
4.
Berbedanya siang dan malam di berbagai
wilayah
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu,
tenaga, biaya dan kemampuan yang ada agar penelitian ini lebih terarah dan
terpusat, maka penulis membatasi masalah dalam pembahasan sebagai berikut:
1. Materi
yang disajikan sesuai dengan jurnal dan situs-situs yang di ambil oleh pemateri.
2. Yang
akan di seminatkan adalah fenomena siang di kutub Utara
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang
dikemukakan, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Apakah benar di Kutub Utara kehilangan
matahari selama 186 hari dalam setahun ?”.
E.
Tujuan
Tujuan adalah untuk mengetahui fenomena siang dan
malam di daerah kutub utara.
F.
Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam
mempersiapkan diri sebagai mahasiswa sains.
2. Masukan bagi pembaca dan pendengar tentang fenomena
matahari di daerah kutub.
3. Sebagai
sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.
4.
Sebagai
persyaratan dalam mengambil mata kuliah seminar fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
“DAERAH KUTUB KEHILANGAN MATAHARI SELAMA 186
HARI 6 BULAN DALAM SETAHUN”
GAMBAR 1 SALJU
Kutub. Tempat di poros bumi ini
memiliki banyak karakteristik yang senantiasa diteliti para ilmuwan, mulai dari
flora-fauna, kekuatan gravitasi, medan magnetik, hingga laju pencairan esnya.
Semua orang sudah tahu bahwa kutub merupakan tempat yang sangat dingin
dan tertutup oleh es, namun banyak orang yang belum tahu bahwa siang hari di
kutub itu lamanya 6 bulan! Di Indonesia, siang hari lamanya hanya 12 jam.
Mengapa siang hari di kutub bisa sampai berbulan-bulan begitu?
Bumi melakukan dua jenis gerak
memutar sekaligus, yaitu ROTASI dan REVOLUSI. ROTASI adalah gerakan bumi
mengitari porosnya sendiri, sedangkan REVOLUSI adalah pergerakan bumi mengitari
matahari.
Gambar 2 bumi
Secara umum, terjadinya siang dan
malam disebabkan oleh rotasi bumi. Ketika bumi berotasi, sisi-sisi bumi
bergantian dalam menerima sinar matahari. Bagian bumi yang menerima sinar
matahari mengalami siang, dan bagian bumi yang berada di baliknya (tidak
menerima sinar matahari) mengalami malam.
Gambar 3 Terjadinya Siang Dan Malam
|
Pada kenyataannya, arah rotasi bumi
tidak sama dengan arah revolusinya (bidang ekliptik). Kedua arah pergerakan itu
membentuk sudut 23,5o satu sama lain, seperti tampak pada gambar di
bawah ini.
Gambar 4 sudutt bumi
Dengan adanya sudut 23,5o
ini, kutub bumi mendapatkan sinar matahari selama 6 bulan terus-menerus (6
bulan = setengah putaran revolusi bumi) yaitu selama bulan Maret hingga
September untuk KUTUB UTARA dan bulan September hingga Maret untuk KUTUB
SELATAN. Ilustrasinya adalah sebagai berikut.
Gambar 5 rotasi bumi
Perhatikan posisi bulan Juni pada
gambar di atas. Pada posisi tersebut, daerah kutub utara condong ke arah
matahari (sumbu rotasinya lebih dekat ke arah matahari), sehingga meskipun bumi
berotasi, kutub utara tetap terkena sinar matahari. Beda halnya dengan daerah
ekuator (khatulistiwa) yang selalu mengalami siang dan malam ketika bumi
berotasi sepanjang tahun.
Supaya lebih jelas memahami bahwa
kutub mengalami siang hari selama 6 bulan, perhatikan gambar berikut ini yang
menampilkan posisi kutub yang tampak dari atas (daerah kutubnya bertitik kuning
dan dilingkari garis merah).
Gambar 6 rotasi dan revolusi bumi
Dengan penjelasan yang serupa, malam
hari di kutub juga berlangsung selama 6 bulan. Mungkin ada yang bertanya: Jika
memang siang hari di kutub lamanya 6 bulan, kenapa es di kutub tidak meleleh
semua ketika siangnya terjadi? Karena jika siang hari di sana berlangsung
selama 6 bulan terus-menerus, tentu daerah kutub tersebut menjadi super panas.
Pada kenyataannya, es di kutub baik-baik saja meskipun mengalami siang hari
selama 6 bulan.
Nah, begini penjelasannya.
PERTAMA, jarak matahari ke daerah
kutub LEBIH JAUH daripada jarak matahari ke daerah ekuator bumi, sehingga
daerah kutub menerima intensitas matahari yang lebih sedikit daripada daerah
ekuator.
KEDUA, sudut sinar matahari yang
jatuh ke permukaan kutub hanyalah sudut yang kecil sehingga radiasi matahari
banyak yang terpantul ke angkasa. Hal ini berbeda dengan daerah ekuator. Di
daerah ekuator, sudut sinar mataharinya dapat mencapai 90 derajat (tegak lurus
terhadap permukaan tanah) sehingga banyak radiasi matahari yang diserap.
Secara sederhana dapat dikatakan
daerah kutub tidak pernah mengalami “siang bolong” di mana matahari tepat
berada di atas kepala. Siang hari di kutub hanya mirip seperti pagi hari atau
sore hari di daerah ekuator. Perhatikan posisi matahari ketika siang hari di
daerah kutub pada gambar berikut.
Gambar 7 Salju dukutub utara
Begitulah Tuhan merancang alam
semesta ini secara luar biasa hebat. Ada daerah bumi yang setiap hari mengalami
siang-malam, ada juga yang siang-malamnya berlangsung selama 6 bulan, ada yang
hanya punya 2 jenis musim, ada yang punya 4 musim. Semua itu terjadi karena
disebabkan oleh suatu hal yang sederhana saja, yaitu sudut 23,5o yang
terbentuk antara arah rotasi dan arah revolusi bumi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kejadian siang di
daerah kutub utara selama 186 hari atau sama dengan 6 bulan dipengaruhi oleh
bentuk bumi dan matahari sebagai titik fokus dari bumi, Bumi
melakukan dua jenis gerak memutar sekaligus, yaitu ROTASI dan REVOLUSI. ROTASI
adalah gerakan bumi mengitari porosnya sendiri, sedangkan REVOLUSI adalah
pergerakan bumi mengitari matahari.
Ada daerah
bumi yang setiap hari mengalami siang-malam, ada juga yang siang-malamnya
berlangsung selama 6 bulan, ada yang hanya punya 2 jenis musim, ada yang punya
4 musim. Semua itu terjadi karena disebabkan oleh suatu hal yang sederhana
saja, yaitu sudut 23,5o yang terbentuk antara arah rotasi dan arah
revolusi bumi.
B.
KRITIK
DAN SARAN
Dengan
berputarnya bumi dan menjadikan matahari sebagai titik fokus itu dapan
membedakan siang dan malam di muka bumi, juga di pengaruhinya oleh bentuk bumi
yang bulat dan hal itu bertentangan dengan teori bumi datar yang menjelaskan
berbagai hal tentang kutub utara ini.
Tapi penulis hanya membahas yang sesuai teori bumi
bulat
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
Gambar:
physicalgeography.net/fundamentals/images/earth_rotation.jpg28oktober017
facweb.bhc.edu/academics/science/harwoodr/GEOG101/study/images/AxialTilt.jpg 28 oktober 2017
facweb.bhc.edu/academics/science/harwoodr/GEOG101/study/images/AxialTilt.jpg 28 oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar