Kamis, 25 Januari 2018

DAERAH KUTUB KEHILANGAN MATAHARI SELAMA 186 HARI DALAM SETAHUN


MAKALAH SEMINAR FISIKA
    DAERAH KUTUB KEHILANGAN MATAHARI SELAMA 186 HARI DALAM SETAHUN


Disusun Oleh:
Yusra Ramadani
14.10.010.716.0

Dosen Pembimbing:
NELFI ERLINDA, M.PD

PENDIDIKAN FISIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2017

KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalahnya yang berjudul “Garam yang bisa Melekatkan Tali dan Es Batu” . Walaupun melalui jalan yang panjang di sertai dengan berbagai macam kesulitan, namun syukur alhamdulillah berkat adanya usaha dan bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan tersebut dapat terselesaikan.
            Dalam penyusunan makalah ini, Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan  ataupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini, namun kami  harapkan mudah-mudahan makalah ini menjadi bermanfaat bagai perkembangan teknologi khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.


                                                            Lubuk Alung,  Oktober  2017

Penulis



           


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................      i
DAFTAR ISI..............................................................................................      ii
BAB I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................................      1
B.     Identifikasi Masalah.........................................................................      3
C.     Pembatasan Masalah .......................................................................      3
D.    Rumusan Masalah ...........................................................................      3
E.     Tujuan..............................................................................................      3
F.      Manfaat............................................................................................      4

BAB II.      PEMBAHASAN
A.    Kajian Teori.......................................................................................    5

BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................      11
B.     Saran................................................................................................      11

DAFTAR PUSTAKA



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia hidup dalam era yang terus berkembang dengan seiring berjalannya waktu.  Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu fakta yang memperlihatkan kondisi berkembang dan majunya suatu peradaban. Pengguna teknologi yang memiliki pengetahuan yang baik akan menggunakannya dengan baik pula, dan begitu juga sebaliknya. Dunia pendidikan ikut andil dalam memberikan pengaruh perkembangan zaman. Pendidikan yang sedang dijalani sangatlah berguna untuk kelangsungan hidup yang akan datang. Pendidikan mengajarkan tenta
ng gejala-gejala yang terlihat di lingkungan sekitar, dan alam semesta serta menyelesaian masalah yang akan terjadi.
Sains merupakan salah satu bidang ilmu yang ada dalam dunia pendidikan. Dimana salah satu cabang sains adalah ilmu fisika yang mempelajari tentang proses gejala alam seperti; gelombang tsunami, gunung merapi, gempa bumi, aktivitas makluk hidup, tatasurya, dan perubahan cuaca. Proses gejala alam ini dipelajari dalam proses pendidikan. Fisika menjelaskan dan memperhitungkan tentang gejala fisik yang terjadi di alam semesta. Benda yang bergerak, bunyi yang berubah-ubah, warna-warni cahaya, dan lain sebagainya. Fisika juga terpakai penerapannya dalam bidang kedokteran, BMKG dan industri seperti penggunaan sinar X, USG, ramalan cuaca, terjadinya siang dan malam dan lain-lain.

Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) ilmu fisika terangkum pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu dan sudah dikenalkan tentang dasar-dasar fisika. Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) pembelajaran ilmu fisika lebih mendalam dan lebih terfokus terhadap teori-teori fisika yang sudah ditemukan oleh ahli-ahli fisika terdahulu. Pembelajaran ilmu fisika pada jenjang pendidikan SMA merupakan kelanjutan dari pengenalan ilmu fisika yang sudah dipelajari pada waktu jenjang pendidikan SMP.
Mengingat pentingnya peran ilmu fisika dalam pembelajaran, maka berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu dan minat dalam pendidikan fisika. Untuk menarik pembaca dan pendengar lebih menyukai pelajaran fisika sehingga upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Usaha yang dilakukan dunia untuk meningkatkan mutu tersebut seperti melakukan penelitian tentang alam, sampai daerah kutub utara, menyediakan sarana dan prasarana, melakukan pelatihan dan seminar bagi guru-guru, pendekatan dan model pembelajaran yang inovatif sampai penyediaan media pembelajaran.
            Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di situs-situs dunia maya yang merupakan hasil penelitian dari para ahli sains seingga menghasilkan jurnal yang membahas tentang kutub utara, hal ini terlihat karena terjadinya siang dan n bagaimana petaran matahari di kutub utara dan selatan, ada daerah yang siang dan malamya berbeda-beda, dan memiliki 2 musim sampai 4 musim.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan seminar dengan judul : “DAERAH KUTUB KEHILANGAN MATAHARI SELAMA 186 HARI DALAM SETAHUN”

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1.    Siang dan malam di daerah kutub.
2.    Bentuk bumi.
3.    Terjadinya 2 sampai 4 musim
4.    Berbedanya siang dan malam di berbagai wilayah

C.    Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan yang ada agar penelitian ini lebih terarah dan terpusat, maka penulis membatasi masalah dalam pembahasan sebagai berikut:
1.    Materi yang disajikan sesuai dengan jurnal dan situs-situs yang di ambil oleh pemateri.
2.    Yang akan di seminatkan adalah fenomena siang di kutub Utara

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Apakah benar di Kutub Utara kehilangan matahari selama 186 hari dalam setahun ?”.

E.     Tujuan 
Tujuan adalah untuk mengetahui fenomena siang dan malam di daerah kutub utara.

F.     Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.    Tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam mempersiapkan diri sebagai mahasiswa sains.
2.    Masukan bagi pembaca dan pendengar tentang fenomena matahari di daerah kutub.
3.      Sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.
4.    Sebagai persyaratan dalam mengambil mata kuliah seminar fisika.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kajian Teori
DAERAH KUTUB KEHILANGAN MATAHARI SELAMA 186 HARI 6 BULAN DALAM SETAHUN”


GAMBAR 1 SALJU
Kutub. Tempat di poros bumi ini memiliki banyak karakteristik yang senantiasa diteliti para ilmuwan, mulai dari flora-fauna, kekuatan gravitasi, medan magnetik, hingga laju pencairan esnya. Semua orang sudah tahu bahwa kutub  merupakan tempat yang sangat dingin dan tertutup oleh es, namun banyak orang yang belum tahu bahwa siang hari di kutub itu lamanya 6 bulan! Di Indonesia, siang hari lamanya hanya 12 jam. Mengapa siang hari di kutub bisa sampai berbulan-bulan begitu?

Bumi melakukan dua jenis gerak memutar sekaligus, yaitu ROTASI dan REVOLUSI. ROTASI adalah gerakan bumi mengitari porosnya sendiri, sedangkan REVOLUSI adalah pergerakan bumi mengitari matahari.

Rotasi Bumi
Gambar 2 bumi
Secara umum, terjadinya siang dan malam disebabkan oleh rotasi bumi. Ketika bumi berotasi, sisi-sisi bumi bergantian dalam menerima sinar matahari. Bagian bumi yang menerima sinar matahari mengalami siang, dan bagian bumi yang berada di baliknya (tidak menerima sinar matahari) mengalami malam.


Pada kenyataannya, arah rotasi bumi tidak sama dengan arah revolusinya (bidang ekliptik). Kedua arah pergerakan itu membentuk sudut 23,5o satu sama lain, seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 4 sudutt bumi
Dengan adanya sudut 23,5o ini, kutub bumi mendapatkan sinar matahari selama 6 bulan terus-menerus (6 bulan = setengah putaran revolusi bumi) yaitu selama bulan Maret hingga September untuk KUTUB UTARA dan bulan September hingga Maret untuk KUTUB SELATAN. Ilustrasinya adalah sebagai berikut.


Gambar 5 rotasi bumi
Perhatikan posisi bulan Juni pada gambar di atas. Pada posisi tersebut, daerah kutub utara condong ke arah matahari (sumbu rotasinya lebih dekat ke arah matahari), sehingga meskipun bumi berotasi, kutub utara tetap terkena sinar matahari. Beda halnya dengan daerah ekuator (khatulistiwa) yang selalu mengalami siang dan malam ketika bumi berotasi sepanjang tahun.

Supaya lebih jelas memahami bahwa kutub mengalami siang hari selama 6 bulan, perhatikan gambar berikut ini yang menampilkan posisi kutub yang tampak dari atas (daerah kutubnya bertitik kuning dan dilingkari garis merah).


Gambar 6 rotasi dan revolusi bumi
Dengan penjelasan yang serupa, malam hari di kutub juga berlangsung selama 6 bulan. Mungkin ada yang bertanya: Jika memang siang hari di kutub lamanya 6 bulan, kenapa es di kutub tidak meleleh semua ketika siangnya terjadi? Karena jika siang hari di sana berlangsung selama 6 bulan terus-menerus, tentu daerah kutub tersebut menjadi super panas. Pada kenyataannya, es di kutub baik-baik saja meskipun mengalami siang hari selama 6 bulan.

Nah, begini penjelasannya.
PERTAMA, jarak matahari ke daerah kutub LEBIH JAUH daripada jarak matahari ke daerah ekuator bumi, sehingga daerah kutub menerima intensitas matahari yang lebih sedikit daripada daerah ekuator.
KEDUA, sudut sinar matahari yang jatuh ke permukaan kutub hanyalah sudut yang kecil sehingga radiasi matahari banyak yang terpantul ke angkasa. Hal ini berbeda dengan daerah ekuator. Di daerah ekuator, sudut sinar mataharinya dapat mencapai 90 derajat (tegak lurus terhadap permukaan tanah) sehingga banyak radiasi matahari yang diserap.

Secara sederhana dapat dikatakan daerah kutub tidak pernah mengalami “siang bolong” di mana matahari tepat berada di atas kepala. Siang hari di kutub hanya mirip seperti pagi hari atau sore hari di daerah ekuator. Perhatikan posisi matahari ketika siang hari di daerah kutub pada gambar berikut.

Gambar 7 Salju dukutub utara

Begitulah Tuhan merancang alam semesta ini secara luar biasa hebat. Ada daerah bumi yang setiap hari mengalami siang-malam, ada juga yang siang-malamnya berlangsung selama 6 bulan, ada yang hanya punya 2 jenis musim, ada yang punya 4 musim. Semua itu terjadi karena disebabkan oleh suatu hal yang sederhana saja, yaitu sudut 23,5o yang terbentuk antara arah rotasi dan arah revolusi bumi.

BAB III 




PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Kejadian siang di daerah kutub utara selama 186 hari atau sama dengan 6 bulan dipengaruhi oleh bentuk bumi dan matahari sebagai titik fokus dari bumi, Bumi melakukan dua jenis gerak memutar sekaligus, yaitu ROTASI dan REVOLUSI. ROTASI adalah gerakan bumi mengitari porosnya sendiri, sedangkan REVOLUSI adalah pergerakan bumi mengitari matahari.

Ada daerah bumi yang setiap hari mengalami siang-malam, ada juga yang siang-malamnya berlangsung selama 6 bulan, ada yang hanya punya 2 jenis musim, ada yang punya 4 musim. Semua itu terjadi karena disebabkan oleh suatu hal yang sederhana saja, yaitu sudut 23,5o yang terbentuk antara arah rotasi dan arah revolusi bumi.

B.            KRITIK DAN SARAN
Dengan berputarnya bumi dan menjadikan matahari sebagai titik fokus itu dapan membedakan siang dan malam di muka bumi, juga di pengaruhinya oleh bentuk bumi yang bulat dan hal itu bertentangan dengan teori bumi datar yang menjelaskan berbagai hal tentang kutub utara ini.
Tapi penulis hanya membahas yang sesuai teori bumi bulat

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Gambar:










Tidak ada komentar:

Posting Komentar